Dingin yang hampir 5 bulan menjadi teman akrabku.
Putih salju, matahari yang malu tertutup awan.
Langit biru kelabu.
Burung, kepik, kupu-kupu... semua enggan untuk singgah disini.
Pagi ini, matahari hangat.
Burung mulai berdatangan dengan kicaunya yang ribut.
Berpasangan pada dahan yang masih gundul.
Bernyanyi tentang negeri yang jauh- jauh.
Aku pikir mereka mahluk 2 yang egois.
Ketika dingin datang, mereka terbang mencari negeri yang hangat.
Dan kembali ketika dingin usai...
Dan Aku
Berdiri di hamparan salju yang mulai mencair...
Menikmati hangat matahati...
Merasa iri pada burung - burung itu...
Seandainya aku bisa ikut bergembira ...
Ramai...riang ....
Dan aku ..
tetap dingin berselimut salju...
Sunday, March 27, 2005
Tuesday, March 15, 2005
Sayap Rapuh
Seorang Sahabat
Seorang sahabat hari ini banyak mengingatkanku tentang pilihan hidup.Tuhan ternyata begitu baik untuk memberikan teman teman baru yang akhirnya kadar kedekatannya pun berbeda. Setidaknya aku sangat beruntung menemukan salah seorang sahabat ku yang sangat Jawa ini. Dan kadar kedekatan sangat lumayan setidaknya telp 3 kali sehari atau bahkan berlebih kalau kita dilanda rindu (huhuhuhu). Seorang sahabat dimanapun adanya adalah tempat berbagi dan lebih tepatnya tempat berkeluh kesah. Begitupun aku dan dia. Dan yang lebih mengembirakan lagi kita bisa menggunakan bahasa Ibu kita (cilacap VS Purwokerto). Mungkin bagi sebagian sahabatku di Jakarta bahasa yang sangat tidak asyik didengarkan. Dan bagi kita bahasa yang sangat Asyik digunakan di tengah para Bule yang tentu saja mengangap bahasa kita eksotis (hehehehe).Setidaknya aku tidak perlu telp ke rumah atau pulang ke Cilacap untuk bicara dengan bahasa itu.Hidup Jawa. Banyak hal yang menarik, berbagi tentang mimpi dan menertawakan tentang kepahitan hidup. Mungkin memang tidak seindah di angan tapi setidaknya kita sudah memilih dan kita harus bertanggung jawab atas pilihan kita. Pilihan ku untuk memilih orang yang aku cintai. Pilihan dia untuk mendampingi suami. Dan pilihan kita untuk datang ke negeri milik orang lain. Satu mimpi yang membuat ku kagum. Dia bilang ingin punya rumah besar di pinggir pantai dengan tiga dayang 2 yang didatangkan khusus dari Purwokerto atau Cilacap. Dan bisa ngobrol sepuasnya dengan bahasa yang sangat eksotis itu. Kenapa harus tiga dayang, karena menurut dia tiga adalah angka yang lucu. Punya anak harus tiga atau lima atau tujuh.... lucu. Bagi aku 3,5,7 adalah repot. Tapi setidaknya mimpi itu sangat mungkin. Dan bagiku mimpi yang bisa membuat kita lebih semangat. Semangat menyiasati hidup di negeri yang serba susah. Dan setidaknya kita merasa hidup ketika kita punya mimpi.Setidaknya aku sangat beruntung memiliki dia sebagai sahabatku....
Untuk Mba Anna yang tidak pernah putus tertawa dan kadang sedikit menangis denganku...
Untuk Sahabat 2 ku di Jakarta (Terimakasih untuk semua doa dan pompa an semangat lewat telp panjang, chat atau sekedar email...)
Friday, March 11, 2005
Mata Dewa
Monday, March 07, 2005
Antara Cinta Dan Realita
Selalu timbul pertanyaan yang sama. Cintakah aku pada mu ? Atau cuma sekedar kasihan. Untuk seorang yang benar 2 menjalankan agama. Pernikahan adalah ibadah. Urusan kaya atau miskin, itu bukan urusan kita toh rejeki ada di tangan Tuhan. Bagaimana dengan aku, urusan perut dan hidup selalu menjadi prioritas utama. Dan itu begitu membingung-kan. Siapa yang tidak ingin hidup nyaman, segala sesuatu dipenuhi. Dan siapa yang tidak ingin dicintai....Itulah seni hidup dari persoalan satu ke persoalan yang lain. Kenapa tidak cari orang kaya saja untuk dinikahi. Banyak teman yang menganjurkan seperti itu. Dan bukankah orang kaya selalu egois. Antara kaya dan baik hati. Antara cinta dan kasihan. Seandainya hidup cuma hitam dan putih dan kita tidak perlu memilih alternatif warna.
Bingung....Membingungkan.... Sayang ... dan Campur Kasihan..
Bingung....Membingungkan.... Sayang ... dan Campur Kasihan..
Subscribe to:
Posts (Atom)