Perbincangan ke dua kita awal pagi. Suara yang masih sangat aku rindukan, belum terkena air minum, suara bangun pagi, serak, bingung, merdu dan mengairahkan. Dan kita berbincang, bercanda, bertanya, menahan debur di dada. Rasa yang membuncah, rindu yang bertunas dan bermekaran. Dan akhirnya aku dan masa lalu bagai setipis kulit bawang. Kau membukanya dan aku terbawa, satu hal yang sangat aku jaga dengan hati - hati. Lembaran masa lalu dan kekinianku. Siapakah kau, lelaki yang mencintai wanita dengan cara yang aneh. Cara yang sulit aku pahami tapi aku mengerti. Dan aku menjadi tunduk pada tuntunanmu, pada ceritamu, pada nasihatmu, dan aku percaya pertemananmu dengan Tuhan. Aku percaya padamu, merasaimu dengan caraku sendiri. Garis takdir yang dibelokkan, cara bertemu yang tidak biasa. Berterimakasih pada google kalau begitu, dari jutaan kalimat yang mampir di komputerku. Aku menemukanmu, aku memilihmu. Dan ternyata belokan tekdir dimulai dari sana. Aku membelok, aku bertanya, tanpa ingin, tanpa hendak, dan tanpa harap. Dan kau muncul setiap awal pagi saat matahari memanggang kulitku. Matahari yang panas, matahari yang memaksaku untuk tetap duduk dan menyukai ceritamu. Dan kau mulai hadir dalam bentuk yang nyata, lewat kata, kalimat, cerita dan suara. Sampai sekarang aku masih berfikir tentang siapakah kamu, yang begitu bisa mencintai wanita dengan cara yang sangat tidak biasa. Dan kamu membuat fikiranku sibuk tanpa jeda. Semuanya penuh ....... dan tak berhenti. Siapakah kamu ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment