El ini hari kesatu kamu terbang dari ruang yang mengikatkan kita. Ruang ini jadi putih dan kosong. Tak ada kepak rapuh dan kepak kokoh cuma ruang yang kosong. Tidak ada obrolan hangat dan rasa yang meluap. Yang ada hanya rasa yang tertinggal, rasa ingin yang selalu ingin. Pagi ini El saat aku bangun, berharap menemukan sekedar sapamu dan kotak itupun kosong. Aku minta seorang teman baik untuk menghubungimu, sekedar ingin tahu apa kamu baik baik saja di ruang yang lain. Apakah kamu kepanasan, apakah kamu lelah, apakah kamu sakit dan beribu APAKAH berputar di dalam kepalaku. Aku tahu El pasti baik - baik saja. Aku berikan segala rasa yang kau butuhkan, tinggal buka saja bilik hatimu dan akan kamu temukan segalanya. El malam tadi bulan tak begitu bundar itu artinya satu purnamapun belum terlewati dan kita masih punya 12 purnama dan saat gerimis di kotamu untuk bertemu. Kita akan terikat di saksikan alam, kita tidak perlu parade yang meriah atau musik yang hingar atau dandanan yang mencolok. Cukup kamu, aku dan alam disaksikan kupu dan bunga-bunga, tidak usah pakai sepatu yah El, biar rumput saja jadi alas kaki kita. Kita undang para peri dan biarkan mereka menyanyi untuk kita. Dan kemudian El, kamu kecup bibirku dan akupun jadi jiwamu. Belahan yang kekal, belahan yang terikat hati, kita bebaskan rasa. Tidak perlu kita bawa sesal dan tidak perlu kita bawa khianat. Kita bawa saja rasa dan jalinan yang kita simpul sejak awal. Kita ikatkan rasa, kita ikatkan jiwa, jadikan belahan yang utuh. Dan El tunggu aku di purnama ke duabelas.
- dan El jangan lupa bacakan aku sajak cinta -
No comments:
Post a Comment