Monday, July 24, 2006

Simbah

Semalam berita duka aku dapat dari Ibu. Telp ke Jakarta, aku tahu Minggu kemaren Ibu dan Bapak pulang Ke Cilacap, mau nengok Simbah Kakung dan menengok keadaan keluarga pasca Tsunami. Simbah sudah perpulang sebelum Bapak dan Ibu sampai di Cilacap. Aku cuma bisa menunduk dan berdoa semoga Simbah mendapat tempat yang layak dan kalau bisa ketemu simbah putri aku nitip salam aku kangen. Simbah kakung ahhhhhhhh terakhir aku ketemu simbah 3 tahun yang lalu. Simbah selalu menanyakan kapan aku nikah, pacarku kok gonta ganti gak bosen apa ?. Aku cuma bisa ketawa ngakak dan senyum senyum gak ngenah. Sejak di tinggal simbah putri, simbah kakung kelihatan beda sekali. Semangat hidupnya sudah hilang, cahaya hidup sudah meredup. Selalu setiap aku datang ke tempat simbah saat lebaran. Duduk di amben sambil mendengarkan simbahku berbicara, mengenang masa lalu atau cuma sekedar ikut merasakan bau rokok jagung, atau mendengar cerita - cerita seram ttg hantu, danyang, putri putri penguasa laut selatan. Aku kangen saat - saat itu. Simbah ku berdua karakter yang sangat unik. Simbah putri yang galak dan simbah kakung yang penurut. Bukan kah pasangan selalu disatukan dengan perbedaan yang sangat mencolok. Aku cucu seorang nelayan dan aku bangga dengan itu. Masa kecil ku yang dekat dengan pantai, bau amis yang tidak pernah hilang walaupun ibu sudah mencuci dengan sabun B29 tetap saja, seragam sekolah ku berbau ikan. Aku tidak pernah kapok, menunggu simbah pulang dari pantai dengan seragam sekolah, menunggu simbah menghitung kepiting kepiting besar yang tertangkap dan mengikat erat capitnya dengan gedebog pisang. Aku sering sekali kecapit kepiting, simbah putri selalu marah kalau aku dekat dekat dengan kepiting kata beliau, nanti aku jadi putri kepiting kalau aku selalu dekat dekat dengan kepiting. AKu cuma ketawa geli dan tetap bandel bermain main dengan kepiting hasil tangkapan simbah. Ibu ku selalu memasak ikan atau kepiting yang ditangkap simbah............enak nya apalagi sambil makan simbahku pasti punya cerita tentang hantu laut yang suka ganggu para nelayan. Dulu kita hidup sederhana yah Mbah, pekarangan masih luas dan banyak pohon pisang, kelapa, dan masih bisa buat jonjang sambil nyanyi padang bulan. Masa kecil ku yang sederhana, anak kecil lebih kreatif menciptakan mainan dan nyanyian sendiri. Itu sebelum ada parabola sebelum ada TV swasta masuk desa. Yang kita dengarkan cuma ketoprak, wayang orang, tembang - tembang jawa, simbah kakung sambil merokok klobot dan simbah putri nginang. Aku lebih suka duduk di samping simbah putri sambil mengulung benting simbah yang selalu panjang. Gulungan yang tidak pernah rapih tapi simbah tidak pernah marah. Diberinya aku semua benting dari lemari biar bisa aku gulung semuanya. Simbah putriku yang galak, simbah putriku yang ayu, simbah putri yang tidak pernah mengenal kata lelah. Aku ingat dulu aku pernah menangis karena seorang anak mengejek ku, simbah putriku dengan jarit dicincing mendatangi anak itu dan memarahi anak itu. Bangganya aku dengan simbah putriku. . Simbah selalu bilang ke aku, walaupun kamu cuma cucu seorang nelayan kamu tetap ciptaan gusti allah kalau ada yg mengejek jangan takut lawan saja, dia sama saja manusia punya daging dan punya darah merah seperti kita, walaupun dia anak jenderal. Sejak saat itu aku berhenti menangis dan selalu melawan nantangin gelut ah ah bandelnya aku. Anak yang lain mendapatkan baju atau sepatu baru dari simbahnya saat ulang tahun aku mendapatkan hadiah kuda laut dalam toples. Senang nya aku dapat kuda laut, aku selalu bawa kemana - mana dan pamer ke teman - teman. Simbah kakung ku yang sakti bisa masuk ke dalam laut dan menangkap kan aku kuda laut.....................................
Sekarang simbah saktiku dan simbah galak ku sudah berpulang ke alam yang lain. Simbah berdua yang tidak sempat melihat cucunya yang cerewet akhirnya ketemu arjunanya. Simbah ku tidak sempat melihat cucunya punya sayap kecil jadi bisa terbang kesana kemari. Aku yakin simbah berdua di atas sana duduk berdua sambil merokok klobot dan nginang melepas rindu dan bercerita tentang tahun tahun yang terlewat....................
Selamat jalan Simbah Kakung...................
Selasa 18 July 2006

Sunday, July 09, 2006

FIFA 2006

Perancis lawan Itali finallllllllllllllllllllllllllllllllllll, aku bukan pengagum berat bola, tapi kalau piala dunia jangan dilewatkan karena cuma 4 tahun sekali dan gampang diingat negara nya hehehehehe. Dulu jagoin Belanda sekarang sebenarnya sih gak jagoin siapa - siapa lebih untuk menikmati. Tapi kalau enggak jagoin jadinya malah gak seru..................tapi yang aku mau tuliskan sebenarnya...............ITALI menang, selamat hehehehehe cuma selalu ternyata kalah itu pahit sekali. Satu lapangan dua sudut. Sudut bergembira dan sudut duka cita. Perancis kalah dan semua pemain nya sedih, bahkan menangis (termasuk aku huhuhuhuhu). Coba kalau Perancis yang menang dijamin sudut Itali pun akan menangis nangis. Duh kontras sekali rasanya tidak imbang, cuma hidup ini bukan kah di buat kontras atau memang sudah kontras dari awalnya. Jadi memang harus begitu kayaknya huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu Zidane wagu nyebelin..#@!#@#$#