Friday, March 31, 2006

Rindu


Hai banyu biru, apa kabar...........sudah berapa lama aku tidak mengajakmu berbicara. Oh yah lebih dari dua minggu,14 hari, banyak jam, hitungan menit dan detik. Aku tetap simpan kamu di dekat jantungku, aku tidak pernah melupakan kamu sedikitpun. Aku tetap merindumu, aku tetap mengambar bayangmu dalam setiap kepak sayapku. Aku banyak terbang dua minggu ini, tempat - tempat yang aku singgahi. Hangat yang mulai ada, sinar matahari, kicau burung dan kuncup yang mulai tersembul. Ternyata semi mau juga singgah di sini. Aku banyak terbang sayangku, menandai pojok - pojok kecil hutan. Menyapa burung - burung yang mulai riuh. Kamu tahu aku suka bermain dengan kamera, kamu tahu aku tergila - gila dengan gambar. Semua yang indah, yang berwarna atau hanya hitam putih dan sepia. Aku suka semuanya. Dan sekarang aku suka mengejar burung dengan kameraku. Aku suka, sangat suka..........jadi maafkan aku kalau aku terlalu asyik terbang dan mendiamkan mu sementara. Oh yah hari ini kita bercerita, kau dan aku tentang pelarian kecil kita. Ke sebuah dunia hanya aku dan kamu yang punya. Sebuah dunia yang kita ciptakan dari rasa rahasia. Dengan rakit cinta kita arungi dunia kita. Dengan selimut rindu kita tertidur....................tunggu aku sayang. Tunggu aku di dunia pelarian kita. Sekarang biarkan aku sendiri, menikmati semi yang indah dan terbang ke seluruh pojok dunia.............................dan untuk mu Banyu Biruku selamat malam.....selamat bermimpi. Jangan lelah bermimpi tentang aku.

Wednesday, March 15, 2006

Selamat Malam Banyu Biru *sebuah tulisan*

Selamat malam Banyu Biru, aku bangunkan kau dari mimpi nyenyakmu. Stttttttttttttt jangan berisik, sini duduk di sampingku. Dengarkan saja aku bicara, iyah aku tahu kamu masih sangat mengantuk. Sini sandarkan kepalamu di pangkuanku. AKu cuma mau bercerita dan minta maaf. Hari ini benar - benar aneh, dingin yang menyakitkan kepala dan jalanan kering berdebu. Aku jadi berfikir kalau Semi benar - benar enggan mampir di sini. Kenapa Banyu, aku meminta maaf, iyah maafkan aku membuat mu menangis malam itu. Aku tahu pantang bagimu meneteskan air mata dan aku membuatmu menangis. Aku tidak bermaksud membuatmu bersedih. Malam itu aku cuma mencoba, mencoba korset. Kamu tahu kan korset, kalau kamu tidak tahu tanyakan saja pada pacarmu atau istrimu. Korset, biasanya dipakai kalau kita pake Kebaya biar postur kelihatan ramping dan bagus. Jangan tersenyum Banyu, aku tahu kamu selalu mengolok olok ibu - ibu yang selalu kesusahan pake korset. Mereka tetep wanita yang ingin kelihatan ramping walaupun badan sudah susah di ajak kompromi. Sudah diam biar kuteruskan ceritaku.
Aku coba korset, aku coba kebaya putih transparant, lalu aku coba kain biru berwiron. Kamu bilang aku cantik, dengan selendang putih berenda. Yah Banyu itu kebaya yang akan aku pakai kalau aku jadi menikah dengan raksasa. Dan kau bilang aku pengantin tercantik yang pernah kau lihat. Kau mengagumi kulit ku yang terlihat dari sela - sela kebaya, kau mengagumi sosok berkebaya yang terlihat beda dari biasanya. Dan Banyu tiba - tiba kau menangis. Kau bisikan padaku. Kamulah pengantin tercantik yang pernah aku lihat dan juga tersedih. Kamu pengantin tanpa pempelai, duduk sendiri di pelaminan dengan bunga - bunga dan kupu - kupu yang kamu susun dengan cinta dan kesabaran. Kau pengantin tercantik yang aku lihat, duduk sendiri menunggu dan menghitung kuncup kuncup bunga mekar di awal musim semi....................aku cuma terdiam Banyu. Aku tinggalkan kau dan aku cuma bisa menangis telungkup di sofa tua. Aku bisa merasakan kau merengkuh bahuku dan bisikmu meminta maaf. Aku yang seharusnya minta maaf Banyu. Tak kuberikan kau hatiku, aku cuma letak kan kau di samping jantungku. Mungkin jika aku memberikan hatiku.............aku tidak harus duduk sendirian di Pelaminan...............Ah Banyu seandainya seandainya saja aku tidak pernah mencoba korset itu. Tidak akan ada setetes air mata jatuh di pipimu.
Maaf kan aku sayang...........
Alyme rsaat hari begitu aneh

Tuesday, March 14, 2006

Perkenalan *sebuah tulisan*


AKu ciptakan kau seorang kekasih dari imaji terliarku. Kau bisa saja berbunga atau berbatang. Seorang kekasih yang tidak akan pernah kehabisan waktu untukku. Seorang kekasih yang bisa aku selingkuhi tiap detik. Kau bisa siapa saja, id yang tiba - tiba muncul di BOX ym ku, orang - orang yang aku temui di jalan, lelaki yang duduk di pojok bis, wanita pembawa gitar siapa saja. Ah aku tidak bisa menentukan statusmu. Apakah kamu berkeluarga atau kamu cuma seorang lajang yang tidak jelas seperti aku. Tidak penting bagiku, yang terpenting aku panggil kau Banyu Biru. Yah yah aku tahu itu nama lelaki. Tetapi bukankah wanita juga bisa memakai nama Banyu dan aku suka biru. Aku suka keindahan aku suka rasa rahasia. Dan rasa rahasia ini aku persembahkan untuk mu Banyu Biru. AKu letak kan kau, dekat dengan jantungku cukup dekat saja. Karena sudah aku titipkan sebagian hatiku untuk lelaki yang menyerupai raksasa. Jadi biar dia memiliki sebagian hatiku. Dan kau dekat jantungku kau bisa merasakan setiap detak jantungku. Hidup yang sebenarnya, kau bisa membaui dan setiap hela hidup yang aku punya kaupun bisa rasa itu. Banyu kekasihku, aku selingkuhi kau setiap detik. Aku bagi kau semua detil dari kehidupanku. Semua rasa yang tidak bisa aku ungkapkan dengan tindakan, semua rasa yang hanya aku bisa rasa dengan pejaman mata dan tulisan - tulisan yang tercipta semuanya untuk mu. Kamu tidak perlu menunggu berpuluh - puluh purnama untuk menemuiku karena Kamu Banyu Biru ada di sini dekat jantungku. Aku tidak akan mencemburuimu karena kau utuh milikku. AKu tidak akan memintamu menemaniku setiap saat. Karena kau ada dalam diriku. Aku ajak kau bercerita setiap hari.Aku ajak kau berbagi setiap saat. Kamu bisa dengarkan dengkuran halus ku saat malam memelukku bahkan kau bisa merasakan amarah dan gelisah yang aku punya saat aku rapuh.....................
Banyu Biru satu yang aku pinta apapun status kita jangan pernah putuskan ikatan rahasia kita .
Jangan kau tiba - tiba menyelinap dari diriku dan pergi meninggalkanku.
Tetap disini dekat jangtungku, karena aku butuh kamu.
Alymer saat semi tak juga singgah

Wednesday, March 08, 2006

Ibu


Selalu aku usahakan untuk menelpon orang - orang tersayang di Kota Panas yang aku rindukan.
Sudah dua kali telp untuk ibuku selalu menyisakan tangis di ujung malam.
Ah seandainya aku tidak di Negeri Para raksasa, mungkin Ibu tidak perlu menangis dan bersedih.
Aku betul - betul ingin memiliki sepasang sayap.
Tidak perlu besar cukup untuk membawaku terbang dengan kecepatan tinggi sampai di pelukan Ibu.
Aku tahu tanpa Ibu ucapkan, Ibu pasti berfikir hal yang sama.
Seandainya Mbak ada di rumah, semua kesedihan ini tidak perlu ada.
Bukankah Mbak yang selalu Ibu andalkan, bukankah Mbak yang selalu bertindak untuk semua masalah yang terjadi di rumah.
Ibu.........ibu, maafkan Mbak yah, yang masih memintal benang 2 kehidupan untuk dijadikan sayap dan Membawa terbang kembali ke pelukan mu.
Masih tetap ada tangis tengah malam yang tertinggal........semoga semuanya baik baik saja.