Thursday, January 05, 2006

Awal Tahun 2006


Awal tahun 2006, salju turun sepagian. Langkah yang terseok - seok, tebalnya salju, angin dingin dan salju yang tumpah dari langit. Bukannya dulu aku ingin sekali melihat salju. Membayangkan keindahan negeri negeri yang berselimut putih. Daun, pohon dan hamparan yang cuma putih. Dan kini aku yang terseok langkah yang berat, hati yang gundah dan semua pikiran tumpah ruah. Sebatang rokok, ruangan sempit, PADI, pikiran yang kosong. Tuhan apa sebenarnya rencanamu. Mengapa untuk mencintai saja sulitnya minta ampun, memahami perbedaan, menerima perbedaan, bukankah Tuhan sendiri menyenangi perbedaan. Bukan kah Tuhan sendiri yang menciptakan perbedaan. Dan kenapa begitu sulit untuk menyatukan perbedaan. Berbedaan dua budaya, dua musim, 2 agama. Ah....................kita berjalan kembali ke titik 0. Aku kembali menanyakan apa sebenarnya yang membawaku ke negeri 4 musim ini. Pertanyaan yang basi, persoalan yang basi dan selalu mentok dengan ya sudah deh apa pun yang terjadi terjadilah. Duh kedengarannya gak optimis. Kedengarannya tidak yakin untuk hidup. Tapi bukahkan itu lebih melegakan, lebih membebaskan. Cuma mikir gimana hari esok. Tidak meloncat gimana minggu depan, bulan depan, atau tahun depan. Gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, aku sudah 30 tahun sekarang. SO What ........ kalau sudah 30 memang kenapa. Harus buru 2 nikah. Harus cepet 2 punya anak. Ah irinya aku dengan anak 2 kecil. Yah bermain saja bermain .........jangan lekas 2 besar. Manjadi dewasa itu tidak menyenangkan, menjadi dewasa itu membebani. Duh pernyataan seperti apa itu. Pernyataan orang yang patah semangat, orang yang kehilangan nyali hidup. Kemudian berbicara tentang resolusi, berbicara tentang target tahun 2006. Apa coba resolusi ku mengurangi belanja heyyyyyyyyyyy belanja adalah rekreasiku. Saat yang menyenangkan, jalan di mall, dengan duit pas cari toko dengan discount besar besaran. Bukankah itu melatih kesabaran dan kejelian mata dan pangilan jiwa. Jadi aku tidak akan menjadikan itu suatu hal yang harus dikurangi. Kalau memang jalan - jalan di Mall bikin aku senang kenapa tidak di jadikan kesenangan. Trus apa hemmmmmmm mungkin harus sering 2 nengok Tuhan. Sepertinya aku sudah jarang telp dengan Tuhan, hampir tidak pernah malah. Mungkin itu juga yang bikin aku merasa ada yang hilang. Tapi dulu juga aku jarang telp dengan Tuhan tapi tetep asyik asyik aja. Duhhhhh kembali ke pembenaran. Tidak ada alasan untuk sekadar say helooo sama Tuhan sekedar bilang thanks to makanan, pakaian dan udara yang masih aku hembuskan keluar masuk paru- paru, untuk menjaga orang 2 tercinta di Jakarta. Mungkin Tuhan juga akan bilang, itulah kenapa kamu susah menerima semuanya , karena untuk menerima Aku saja dan sekedar ucap syukur 5 kali sehari masih malas. Gimana dengan persoalan 2 besar, njukkkkkkkkkkk tiba - tiba ada jalan keluar NO WAYYYYYYYYYYY aku harus uji kamu dulu. Harus tahu seberapa kamu kuat menghadapi semua ini. Dan jangan lupa untuk kirim laporan dan say thanks to Me. Baru AKU bantu dari atas.
Wah kalau tiba 2 Tuhan bener ngomong gitu gimana yah yah sudah deh resolusinya sering 2 say heloo sama Tuhan. Maaf yah Tuhan kalau tahun kemaren dan kemarennya lagi aku selalu memutuskan saluran dengan mu. Aku juga kangen kok sungguh. Cuma Tuhan aku kok merasa malu yah menghadapMU. Merasa sangat hina dan kecil. Mengumpulkan keberanian seperti itu saja aku merasa minder. Maaf yah Tuhan

No comments: