Thursday, June 23, 2005

Pasar Malam

Muram senja, segelas coklat panas dicampur irish cream kandungan alkohol 17%, hem hangat yang nikmat, perasaan ringan yang lepas. Satu teguk dan senja tidak lagi muram, dua teguk hangat yang merayap pelan di sel sel otak bagian belakang. Teguk ketiga, keempat dan aku mulai merasa semua awan, menari dengan sangat anggun. Suara musik yang dibawa angin dari pinggir pantai. Hari ini Quebec National Holiday dan liburan musim panas. Panggung yang megah, pemusik yang tidak ada henti, carousel, istana plastik,segala macam permainan lengkap, aku jadi ingat pasar malam. Aku lebih memilih pasar malam versi Indonesia lebih meriah, apalagi dengan stand stand donat yang kadang sudah basi tetap dijual. Selalu ada pasar malam di kota kelahiranku lengkap dengan tukang jualan gembus, sampai saat ini aku masih penasaran apa sih sebenarnya bahan dasar membuat gembus. Gembus makanan tradisional, berbentuk seperti donat tipis cuma berwarna putih dan rasanya sedikit asin, digoreng diatas tungku dan hanya ada jika ada pasar malam. Jadi tidak ada Pasar Malam tidak ada gembus. Cara membawa gembus pun unik, dengan menggunakan tali bambu yang sangat tipis. Gembus hangat dan menikmati ramainya pasar malam ah indahnya dunia. Bagi aku, dulu Pasar Malam adalah dunia yang sangat ajaib. Lampu warna warni, gelak tawa dimana-mana, anak- anak menjerit bahagia atau bahkan menangis. Aku selalu memegang tangan bapakku dengan kencang, umurku 7 tahun waktu itu. Ibu selalu menyuruhku mandi cepat dan menghias rambutku dengan pita warna warni. Dan adek ku selalu minta Ibuku memakai kan minyak rambut milik bapak ku, biar rambutnya gak jabrik itu alasan adekku. Pergi ke pasar malam rasanya seperti tamasya ke dunia lain. Enaknya makan harum manis, yang lengket di tangan, gembus panas, dan tidak lupa balon warna warni. Aku paling suka lihat tong setan. Rasanya asyik saja melihat orang - orang dalam tong yang sangat sempit bisa naik motor gila gilaan. Dan aku berfikir saat itu aku juga pengen bisa naik motor muter - muter kayak setan hehehehe. Dan sekarang di dunia yang lain di tempat yang sangat jauh, keping kenangan mewujud nyata dalam buram senja............rindunya pada bapak ku dan rindunya pada ibuku, rindunya pada adek adek ku. Ah seandainya pasar malam kali ini aku bisa mengandeng tangan bapakku, dan memakai pita warna warni ibuku.....sungguh mungkin senja tidak lagi muram dan aku tidak membutuhkan coklat putih dan irish cream. Tapi minuman itu memang enak huh dasar...................

No comments: